Selasa, 24 Maret 2015

Menyakiti diri sendiri


Hari ini gue nonton acara di TV tentang seseorang yang bukunya jadi best seller, seorang perempuan yang bahas suatu hal yang lumayan bikin gue inget sama kisah di hidup gue yang terjadi beberapa kali, buku ini kalo ga salah judulnya "Hai Luka" ada kata-kata dari dia yang kaya gini " cinta diam-diam, sakit diam-diam"
seketika gue membayangkan beberapa sosok perempuan sempurna yang sempat hadir di hidup gue,
sebagian otak gue langsung menerawang gue harus nulis kisah ini seperti apa?

Bagi sebagian orang mereka pasti akan menemukan sesosok perempuan berparas indah , berjiwa emas, beraga sempurna, berambut ala iklan shampo, pokoknya sempurna lah intinya...
dan saat bertemu wanita seperti ini adrenalin seorang pria akan mengalir deras, dan bakalan terpukau dan kagum banget sama sosok seperti ini, 
tapi ngga buat gue, gue yang udah lama deket sama sosok seperti ini malahan akan takut untuk berusaha mendekatinya, sedeket apapun gue sama sosok perempuan seperti ini di hidup gue , malahan gue akan ragu, karena mungkin gue minder melihat kesempurnaan , dan berasa ga sanggup untuk bisa mendapatkan sosok seperti ini.
gue akan menjadi orang yang cinta diam-diam dan sakit diam-diam
bukan karena gue ga punya keberanian untuk mengungkapkan hal ini
gue hanya ragu sama apa yang gue punya, gue ga ganteng, ga kaya , biasa aja
gue takut kalo dia punya perasaan yang sama 
gue takut gue ga bisa menjaga seseorang yang sempurna dengan baik, 
gue takut gue bakal nyakitin dia
oleh karena itu saat gue udah nyaman sama seseorang yang terlalu baik, gue mulai berkaca kepada diri sendiri.
apa gue layak untuk jadi pacarnya?
apa gue bisa jagain dia dengan sepenuh hati , jiwa , dan raga?

malah gue pernah mengakui hal ini sama seseorang yang amat gue sukai dulu
gue terlanjur suka dan sayang
sehingga kebahagiaannya adalah prioritas utama, yang mungkin ga bisa gue kasih, 
dan mungkin gue bukan pria yang tepat untuk jadi pacarnya
gue akan bahagia melihat dia bahagia dengan orang yang bisa membahagiakannya

sampai saat ini gue bertanya, apa gue pengecut?
atau inikah rasa cinta sesungguhnya ?
melihat dari kejauhan tanpa harus memiliki ?
memantaunya dari kejauhan dan melihatnya mesra dengan seseorang yang iya cintai?
tidur nyenyak setelah tau kalo dia akan lebih bahagia dengan orang lain?
bukan dengan seseorang yang tidak sempurna kaya gue.

atau kaya penggalan lagu ungu "mungkin ini memang jalan takdirku, mengagumi tanpa dicintai"
atau kaya kisah "you are the apple of my eyes" yang berakhir dengan si cewe menikah dengan pria lain?
semua itu akan jadi tanda tanya besar, kapan gue bakalan bisa berani mengungkapkan rasa rahasia yang tertanam di hati gue.
atau bisa di sebut "PEMUJA RAHASIA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar