Rabu, 29 Juli 2015

Sekedar Mengingat

ketika waktu berjalan dengan cepat dan mentari terasa lebih hangat dari biasa, dan ketika sang bulan menutup hari yang menyerukan kata indah, dengan banyak hal yang berlalu terasa begitu ringan dan tanpa ada rintangan lagi di depan mata.

saat mata seakan ingin menutup dan sejenak terpejam dan bersandar untuk sesaat, belum terlelap , setengah tersadar, namun separuh bermimpi, merasa hadirnya sang matahari, yang semakin hadirnya terasa mendekat, semakin menarik dan memaksa untuk mendekat, semakin kuat gaya gravitasi yang mengguncang dan menarik masuk ke dalam atmosfernya, cahayanya yang menghidupkan kedua mata dan melihat indah pancaran sinar di depan mata, melayang tak berpijak, menuntun angan ke dalam mimpi yang tertata, mimpi yang selalu di harapkan. sungguh indah dan tak akan aku lupa.

namun ketika sekujur tubuh bersentuhan dengan nyala sinar yang benderang di hadapan, dan hangatnya menyentuh pori-pori. maka tubuh yang fana akan sirna, bahkan hilang terbakar nyala api sang pencipta, sang matahari tak tercipta berdampingan dan bergandengan, iya tercipta untuk menghangatkan dari kejauhan, karena bersentuhan dengannya hanya akan membuat sakit menusuk ke dalam jiwa, membakar setiap sendi dan tulang yang menempel pada jiwa yang fana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar