Rabu, 29 Juli 2015

Sekedar Mengingat

ketika waktu berjalan dengan cepat dan mentari terasa lebih hangat dari biasa, dan ketika sang bulan menutup hari yang menyerukan kata indah, dengan banyak hal yang berlalu terasa begitu ringan dan tanpa ada rintangan lagi di depan mata.

saat mata seakan ingin menutup dan sejenak terpejam dan bersandar untuk sesaat, belum terlelap , setengah tersadar, namun separuh bermimpi, merasa hadirnya sang matahari, yang semakin hadirnya terasa mendekat, semakin menarik dan memaksa untuk mendekat, semakin kuat gaya gravitasi yang mengguncang dan menarik masuk ke dalam atmosfernya, cahayanya yang menghidupkan kedua mata dan melihat indah pancaran sinar di depan mata, melayang tak berpijak, menuntun angan ke dalam mimpi yang tertata, mimpi yang selalu di harapkan. sungguh indah dan tak akan aku lupa.

namun ketika sekujur tubuh bersentuhan dengan nyala sinar yang benderang di hadapan, dan hangatnya menyentuh pori-pori. maka tubuh yang fana akan sirna, bahkan hilang terbakar nyala api sang pencipta, sang matahari tak tercipta berdampingan dan bergandengan, iya tercipta untuk menghangatkan dari kejauhan, karena bersentuhan dengannya hanya akan membuat sakit menusuk ke dalam jiwa, membakar setiap sendi dan tulang yang menempel pada jiwa yang fana.

Senin, 13 Juli 2015

no sleep

Hari ke-6 gw ga bisa tidur seperti biasa, karena banyak hal yang merusak dan mengganggu konsentrasi gw belakangan ini, yaitu adalah sesosok kisah yang tiba-tiba selalu muncul di hidup gue belakangan ini, dia hanya seorang wanita yang tanpa sadar memiliki pengagum yang belum siap keluar dari persembunyiannya, yang diam-diam memiliki rasa di benaknya yang terdiam meratapi dirinya, yang tak berdaya terkoyak asa untuk memiliki dan mencinta, namun tersadar bila khayalnya hanya akan menghilang tertiup angin yang meniup di kesunyian fajar.
Dinda, rasa ini ku ingin kau tahu, ku ingin kau rasa. Namun takutku menutup kehangatan jiwa dan mengubahku menjadi dingin di hadapmu.


Follow my instagram @jpsoplantila